Beranda | Artikel
Keutamaan Ikhlas - Bagian ke-2: Poin 9-14 - Aktualisasi Akhlak Muslim (Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary, M.A.)
Senin, 25 November 2013

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Ceramah agama Islam oleh: Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary, M.A.

Ringkasan Ceramah Agama: Aktualisasi Akhlak Muslim

Keutamaan Ikhlas

Keutamaan Ikhlas yang ke-9: Ikhlas Membuahkan Amal yang Berkesinambungan / Terus-Menerus

(Telah dibahas di ceramah sebelumnya–BELUM DIUNGGAH.)

Keutamaan Ikhlas yang ke-10: Niat yang Ikhlas Mendatangkan Pahala walaupun Belum Sempat Dilaksanakan

[08:10]
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إنما الدنيا لأربعة نفر: عبد رزقه الله مالاً وعلمًا فهو يتقي فيه ربه ويصِلُ فيه رحمه ويعلم لله فيه حقًّا، فهذا بأفضل المنازل، وعبد رزقه الله علمًا ولم يرزقه مالاً فهو صادق النية يقول لو أن لي مالاً لعملت بعمل فلان، فهو بنيته، فأجرهما سواء، وعبد رزقه الله مالاً ولم يرزقه علمًا فهو يخبِط في ماله بغير علم لا يتقي فيه ربه ولا يصل فيه رحمه ولا يعلم لله فيه حقا، فهذا بأخبث المنازل، وعبد لم يرزقه الله مالاً ولا علمًا فهو يقول لو أن لي مالاً لعملت فيه بعمل فلان، فهو بنيته، فوزرهما سواء

“Di dunia ini ada empat golongan manusia: Pertama, golongan orang yang dikaruniai harta dan ilmu agama lalu dia bertakwa kepada Allah dengan hartanya, menyambung silaturahmi, dan mengetahui hak Allah pada hartanya; Golongan ini mendapat kedudukan yang paling utama. Golongan kedua, golongan orang yang dikaruniai ilmu namun tidak dikaruniai harta, kemudian dia berkata, “Jika saja aku memiliki harta pastilah aku akan beramal dan berinfaq seperti Si Fulan;” Maka keduanya (dengan golongan yang pertama), mendapatkan pahala yang sama. Ketiga, golongan orang yang dikaruniai harta namun tidak dikaruniai ilmu agama, membuang-buang harta (mubadzir, melupakan hak dan kewajiban terhadap hartanya, seperti tidak berzakat dan bersedekah, dst), dia tidak bertakwa kepada Allah dalam urusan hartanya, tidak menyambung silaturahmi, dan tidak mengetahui hak-hak Allah; Inilah golongan yang paling buruk. Dan keempat, golongan orang yang tidak dikaruniai harta maupun ilmu agama, dan dia bertekad, “Seandainya aku mempunyai harta, niscaya aku akan melakukan keburukan seperti yang dilakukan oleh Si Fulan (golongan ketiga);” Maka keduanya (dengan golongan yang ketiga), mendapatkan dosa yang sama.” (H.R. At-Tirmidzi)

Keutamaan yang ke-11: Orang yang Ikhlas akan Dicintai Penghuni Langit dan Bumi

[21:01]
Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدّاً (٩٦)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, kelak Allah Yang Maha Pengasih akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (Q.S. Maryam [19]: 96)

Mujahid rahimahullah mengetakan bahwa maknanya ialah Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan manusia mencintai mereka, mencintai orang-orang yang ikhlas.

Keutamaan yang ke-12: Orang yang Ikhlas Terjaga dari Tipu Daya, Makar, dan Was-was Setan

[24:05]
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengisahkan upaya tipu-daya iblis terhadap manusia di dalam firmanNya:

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأَرْضِ وَلأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (٣٩) إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ (٤٠)

“Iblis berkata: “Ya Rabbku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis (ikhlas) di antara mereka.” (Q.S. [15]: 39-40)

Keutamaan yang ke-13: Keikhlasan Mengeluarkan Seseorang dari Kesulitan, Kesempitan, dan Musibah

[30:45]
Sebagaimana kisah dalam hadits shahih, tentang tiga orang pemuda yang terjebak di dalam gua, kemudian masing-masing dari ketiganya berdoa dengan amal shalih yang pernah dia lakukan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

وَسَلَّمَ قَامَ حِينَ جَاءَهُ وَفْدُ هَوَازِنَ مُسْلِمِينَ ، فَسَأَلُوهُ أَنْ يَرُدَّ إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ وَسَبْيَهُمْ ، فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَحَبُّ الْحَدِيثِ إِلَيَّ أَصْدَقُهُ ، فَاخْتَارُوا إِحْدَى الطَّائِفَتَيْنِ : إِمَّا السَّبْيَ ، وَإِمَّا الْمَالَ ، وَقَدْ كُنْتُ اسْتَأْنَيْتُ بِهِمْ ، وَقَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْتَظَرَهُمْ بِضْعَ عَشْرَةَ لَيْلَةً حِينَ قَفَلَ مِنْ الطَّائِفِ ، فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيْرُ رَادٍّ إِلَيْهِمْ إِلَّا إِحْدَى الطَّائِفَتَيْنِ ، قَالُوا : فَإِنَّا نَخْتَارُ سَبْيَنَا ، فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : فِي الْمُسْلِمِينَ فَأَثْنَى عَلَى اللَّهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ، ثُمَّ قَالَ : أَمَّا بَعْدُ ، فَإِنَّ إِخْوَانَكُمْ هَؤُلَاءِ قَدْ جَاءُونَا تَائِبِينَ ، وَإِنِّي قَدْ رَأَيْتُ أَنْ أَرُدَّ إِلَيْهِمْ سَبْيَهُمْ ، فَمَنْ أَحَبَّ مِنْكُمْ أَنْ يُطَيِّبَ بِذَلِكَ فَلْيَفْعَلْ ، وَمَنْ أَحَبَّ مِنْكُمْ أَنْ يَكُونَ عَلَى حَظِّهِ حَتَّى نُعْطِيَهُ إِيَّاهُ مِنْ أَوَّلِ مَا يُفِيءُ اللَّهُ عَلَيْنَا فَلْيَفْعَلْ ، فَقَالَ النَّاسُ : قَدْ طَيَّبْنَا ذَلِكَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَهُمْ ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّا لَا نَدْرِي مَنْ أَذِنَ مِنْكُمْ فِي ذَلِكَ مِمَّنْ لَمْ يَأْذَنْ ، فَارْجِعُوا حَتَّى يَرْفَعُوا إِلَيْنَا عُرَفَاؤُكُمْ أَمْرَكُمْ ، فَرَجَعَ النَّاسُ فَكَلَّمَهُمْ عُرَفَاؤُهُمْ ، ثُمَّ رَجَعُوا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرُوهُ أَنَّهُمْ قَدْ طَيَّبُوا وَأَذِنُوا

H.R. Bukhari dalam Shahih Bukhari, no. 2152

Keutamaan yang ke-14: Ikhlas akan Menghapus Dosa dan Menyelamatkan dari Siksa Api Neraka

[39:41]

إِنَّكُمْ لَذَائِقُو الْعَذَابِ الْأَلِيمِ (٣٨) وَمَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ (٣٩) إِلَّا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ (٤٠)

Sebagian ahli qiro’at membaca dengan lafadz “الْمُخْلَصِينَ“, yang maknanya adalah orang-orang yang mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sementara, sebagian yang lain membaca dengan lafadz “الْمُخْلِصِينَ, maknanya adalah orang-orang yang ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Download Ceramah Agama “Aktualisasi Akhlak Muslim”: Keutamaan Ikhlas ke-9 hingga ke-14

Silakan didownload dan dibagi-bagikan kepada saudara-saudara kita. Ayo bagikan ke Facebook, Twitter, dan Google+. Jazakumullahu khoiron.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/4417-keutamaan-ikhlas-bagian-ke-2-poin-9-14-aktualisasi-akhlak-muslim-ustadz-abu-ihsan-al-atsary-m-a/